Jumat, 02 Februari 2018

Pusaran Setan Keorganisasian Kampus

Dunia kampus tidak lepas dari kegiatan organisasi mahasiswa baik tingkat universitas maupun fakultas. Organisasi kemahasiswaan ini terdiri dari berbagai bentuk mulai dari unit kegiatan mahasiswa yang merupakan organisasi penyalur minat dan bakat, himpunan mahasiswa jurusan , maupun paguyuban-paguyuban serta organisasi keagamaan. Semua itu merupakan bagian dari aktivitas kampus yang mewarnai keseharian mahasiswa dan mengambil andil dalam pengembangan karakter dan penentu kesuksesan seorang mahasiswa. Dalam beberapa kasus ada banyak organisasi mahasiswa yang melenceng dari fungsinya sehingga bukannya sebagai sarana belajar yang mendukung peran aktif mahasiswa namun malah menjadi beban dan menjerumuskan ke arah yang tidak semestinya. Organisasi semacam inilah yang biasanya dijuluki sebagai penghambat akademik yang membuat mahasiswa lama kuliah bahkan terancam DO. Parahnya terkadang mahasiswa yang menjadi aktifis kampus ini tidak menyadarinya sehingga pola ini terus berulang. Mahasiswa baru ialah objek yang menjadi sasaran empuk oleh doktrin-doktrin para senior. Dimana mahasiswa baru yang masih berpemikiran labil dipaksa secara psikologi untuk membenarkan sesuatu yang dianggap benar oleh sang senior. Sehingga sistem inilah yang ditiru oleh mahasiswa baru ketika dia sudah menjadi senior secara turun temurun. Konsep idealisme mahasiswa dan sejarah kemahasiswaan yang diumbar-umbar membuat aktifis mahasiswa menjadi sok idealis. Mahasiswa memasuki dunia baru dimana kebenaran terlihat semu akibat berbagai macam persepsi yang sama kuat. Doktrin dapat mengubah pola pikir yang berarti membuat pola gerak yang walaupun salah, selalu saja ada teori pembenarannya. Namun, tidak semua organisasi kemahasiswaan menjadi beban. Banyak juga yang ternyata menciptakan output yang berprestasi gemilang dalam berbagai bidang. Lalu apa sebenarnya yang menjadi kendala organisasi kemahasiswaan dalam menjalankan roda organisasinya? Jawabanyanya adalah sistem yang berarti sebuah manajemen yang mengatur roda organisasi tersebut. Sebenarnya ada beberapa orang yang akan sadar dengan kebenaran yang harus dilakukan untuk mengubah organisasinya kearah yang lebih baik. Namun nyatanya, banyak yang telah gagal dalam pertarungan itu. Sistem yang mengekang ibarat rem cakram yang selalu memberhentikan suatu perubahan positif. Oleh karena itu seorang pelopor perubahan harus mengetahui tehnik-tehnik dalam menghadapi masalah ini. Beberapa literatur buku tentang manajemen organisasi dan beberapa teori manajemen, tidak semua dapat diterapkan atau diaplikasikan kedalam sebuah organisasi kemahasiswaaan. Karena organisasi kemahasiswaan punya kekhasan dan aturan main tersendiri yang terkadang sulit untuk dipahami. Organisasi kemahasiswaan merupakan organisasi semi profesional dimana belajar adalah motivasi terbesar dan ini membuktikan pengurus sebuah organisasi kemahasiswaan adalah orang-orang yang belum siap pakai dan butuh banyak kegagalan dan kesalahan sebelum berhasil. Ditambah lagi rentang waktu jabatan struktural organisasi yang relatif singkat sehingga ketika seseorang telah ahli dalam organisasinya justru akan langsung lepas tanggung jawab. Lalu bagaimana seorang mahasiswa harus menyikapi dinamika ini? Tanggung jawab terbesar tentu dipikul oleh sang pimpinan organisasi. Mau dibawa kemana organisasi yang ia pimpin ini? Sebenarnya itu semua sudah tertera di AD/ART. Namun ironisnya tumpukan kertas itu hanya dianggap sebagai tumpukan koran bekas yang dibiarkan berdebu dilemari setelah musyawarah besar dilaksanakan. AD/ART juga tidak mebahas detail mekanisme dalam organisasi. Pada akhirnya segala keputusan diambil melalui rapat yang biasanya hanya dihadiri oleh setengah pengurus dan terlambat sehingga menjadi tidak efisien dan tidak kondusif. Belum lagi permasalahan pengurus yang katanya tidak digaji dan kerja ikhlas yang membatasi kekuasaan pemimpin organisasi yang justru terlalu berharap pada anggotanya. Kemudian penyesuaian dengan jadwal mata kuliah dan waktu untuk mengerjakan tugas kuliah yang begitu banyak. Yang paling menyulitkan adalah tingkat kedewasaan yang masih rendah sehingga membuat sesama pengurus sulit memahami satu sama lain dan mementingkan ego pribadi. Peran pemimpin disini sangat penting dalam mendesain ulang gerakan kemahasiswaan kearah yang lebih baik. Namun apalah arti seorang pemimpin jika hanya berjuang sendirian. Semua pengurus organisasi harus bahu membahu mengarahkan kapal mereka ke pelabuhan yang ingin dituju, bukannya malah mengambang tidak terarah. Namun yang perlu dipahami pertama adalah titik awal perubahannya adalah sang pimpinan

Rabu, 17 Januari 2018

MAKALAH GEOSTRATEGI INDONESIA



KATA PEGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dalam bentuk yang sederhana, semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk, pedoman bagi para pembaca.
Harapan kami semoga makalah ini membantu dan menambah pengetahuan bagi  para pembaca,dalam penyusunan tugas atau materi ini tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi, namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan dari dosen,orang Tua dan teman-teman.
Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. untuk itu para pembaca dan dosen pembimbing, kami meminta masukannya demi kebaikan pembuatan makalah kami di masa yang akan datang.














DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Geostrategi Indonesia
            1. Pengertian Geostrategi Indonesia
            2. Konsep Geostrategi Indonesia
            3. Perkembangan Konsep
            4. Tujuan Geostrategi Indonesia        
B. Rumusan Strategi Indonesia Dalam Wujud Ketahanan Nasional
            1. Pengertian
            2. Ciri-ciri Ketahanan Nasional
            3. Sifat-sifat Ketahanan Nasional
BAB III PENUTUP
            1. Kesimpulan
            2. Saran
            3. Daftar Pustaka





BAB I
PENDAHULUAN


A.      Latar Belakang

Pada awalnya geostrategi diartikan sebagai geopolitik untuk kepentingan militer atau perang. Di Indonesia geostrategi diartikan sebagai metode untuk mewujudkan cita-cita proklamasi, sebagaimana tercantum dalam Mukadimah UUD 1945, melalui proses pembangunan nasional. Karena tujuan itulah maka ia menjadi doktrin pembangunan dan diberi nama Ketahanan Nasional. Mengingat geostrategi Indonesia memberikan arahan tentang bagaimana membuat strategi pembangunan guna mewujudkan masa depan yang lebih baik, lebih aman, dan sebagainya, maka ia menjadi amat berbeda wajahnya dengan yang digagaskan oleh Haushofer, Ratzel, Kjellen dan sebagainya.
Aspek-aspek yang dilihat pada geostrategi Indonesia adalah aspek idiologi dan konstitusi, aspek kewaspadaan, aspek sosial budaya dan agama, aspek politik dan pemdagri (termasuk pemerintahan daerah), dan aspek perekonomian. Salah satu cara yang dilakukan Indonesia atau strateginya adalah dengan demokrasi. Untuk sejahtera dan aman diperlukan demokrasi yang akan menyatukan keragaman. Walaupun demokrasi bukan satu-satunya cara hanya salah satu cara yang ditempuh Indonesia. Karena Indonesia adalah negara yang beraneka ragam, yang tidak sedikit masyarakatnya masih menganut paham patternalistik


B.  Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain:
1.        Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kewarganegaraan.
2.        Untuk menambah pengetahuan tentang geostrategi indonesia.
3.     Untuk mengetahui geostrategi indonesia dalam wujud ketahanan nasional.


BAB II
 PEMBAHASAN

A.GEOSTRATEGI INDONESIA
1.Pengertian geostrategi indonesia
Geostrategi berasal dari kata geo yang berarti bumi, dan strategi diartikan sebagai usaha dengan menggunakan segala kemampuan atau sumber daya baik SDM maupun SDA untuk melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan. Dalam kaitannya dengan kehidupan suatu negara, geostrategi diartikan sebagai metode atau aturan-aturan untuk mewujdkan cita-cita dan tujuan melalui proses pembangunan yang memberikan arahan tentang bagaimana membuat strategi pembangunan dan keputusan yang terukur dan terimajinasi guna mewujudkan masa depan yang lebih baik, lebih aman dan bermartabat.
Bagi bangsa Indonesia geostrategi diartikan sebagai metode untuk mewujudkan cita-cita proklamasi, sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, melalui proses pembangunan nasional.
Oleh karena itu geostrategi Indonesia sebagai suatu cara atau metode dalam memanfaatkan segenap konstelasi geografi negara Indonesia dalam menentukan kebijakan, arahan serta sarana-sarana dalam mencapai tujuan seluruh bangsa dengan berdasar asas kemanusiaan dan keadilan sosial.







2. Konsepsi Geostrategi Indonesia

Konsep geostrategi Indonesia pada hakikatnya bukan mengembangkan kekuatan untuk penguasaan terhadap wilayah di luar Indonesia atau untuk ekspansi terhadap negara lain, tetapi konsep strategi yang didasarkan pada kondisi metode, atau cara untuk mengembangkan potensi kekuatan nasional yang ditujukan untuk pengamanan dan menjaga keutuhan kedaulatan Negara Indonesia.


3. Perkembangan Konsep Geostrategi Indonesia

Konsep geostrategi Indonesia pertama kali dilontarkan oleh Bung Karno pada tanggal 10 Juni 1948 di Kotaraja. Namun sayangnya gagasan ini kurang dikembangkan oleh para pejabat bawahan, karena seperti yang kita ketahui wilayah NKRI diduduki oleh Belanda pada akhir Desember 1948, sehingga kurang berpengaruh. Dan akhirnya, setelah pengakuan kemerdekaan 1950 garis pembangunan politik berupa “Nation and character and building“ yang merupakan wujud tidak langsung dari geostrategi Indonesia yakni sebagai pembangunan jiwa bangsa.


Berikut beberapa tahapan geostrategi Indonesia dari awal pembentukan hingga sekarang :

1.        Pada awalnya, geostrategi Indonesia digagas oleh Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (SESKOAD) Bandung tahun 1962. Konsep geostrategi Indonesia yang terumus adalah pentingnya pengkajian terhadap perkembangan lingkungan strategi di kawasan Indonesia yang ditandai dengan meluasnya pengaruh komunis. Geostrategi Indonesia pada saat itu dimaknai sebagai strategi untuk mengembangkan dan membangun kemampuan territorial dan kemampuan gerilya untuk menghadapi ancaman komunis di Indonesia.
2.        Pada tahun 1965-an Lembaga Ketahanan Nasional mengembangkan konsep geostrategi Indonesia yang lebih maju dengan rumusan sebagai berikut: bahwa geostrategi Indonesia harus berupa sebuah konsep strategi untuk mengembangkan keuletan dan daya tahan, juga pengembangan kekuatan nasional untuk menghadapi dan menangkal ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan baik bersifat internal maupun eksternal. Gagasan ini agak lebih progresif tapi tetap terlihat sebagai konsep geostrategi Indonesia awal dalam membangun kemampuan nasional sebagai faktor kekuatan pengangguh bahaya.
3.        Sejak tahun 1972 Lembaga Ketahanan Nasional terus melakukan pengkajian tentang geostrategi Indonesia yang lebih sesuai dengan konstitusi Indonesia. Pada era itu konsepsi geostrategi Indonesia dibatasi sebagai metode untuk mengembangkan potensi ketahanan nasional dalam menciptakan kesejahteraan menjaga indentitas kelangsungan serta integritas nasional.
4.        Terhitung mulai tahun 1974 geostrategi Indonesia ditegaskan dalam bentuk rumusan ketahanan nasional sebagai kondisi metode dan doktrin dalam pembangunan nasional.








B. RUMUSAN GEOSTRATEGI INDONESIA DALAM WUJUD
     KETAHANAN NASIONAL

1.Pengertian Ketahanan Nasional
Ketahanan Nasional ditinjau secara antropologis mengandung arti kemampuan manusia atau suatu kesatuan kemampuan manusia untuk tetap memperjuangkan kehidupannya. Rumusan ketahanan nasional sebagaimana disusun oleh Lemhamnas adalah: Ketahanan Nasional Idonesia adalah kondisi dinamis Bangsa Indonesia yang meliputi segenap aspek, kehidupan nasional yang terintegrasi, berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan, baik yang datang dari luar maupun dari dalam untuk menjamin identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa dan negara, serta perjuangan mencapai tujuan nasional.


2.Ciri-ciri Ketahanan Nasional
a)        Merupakan kondisi sebagai prasyarat utama bagi negara berkembang
b)        Difokuskan untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan mengembangkan kehidupan
c)        Tidak hanya untuk pertahanan, tetapi juga untuk menghadapi dan mengatasi tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan, baik yang datang dari luar maupun dari dalam, baik secara langsung maupun tidak langsung
d)       Didasarkan pada metode astagrata; seluruh aspek kehidupan nasional tercermin dalam sistematika astagarata yang terdiri atas 3 aspek alamiah (trigatra) dan lima aspek sosial (pancagatra).
e)        Berpedoman pada wawasan nasional. Wawasan nusantara merupakan cara pandang bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungannya berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Wawasan nusantara juga merupakan sumber utama dan landasan yang kuat dalam menyelenggarakan kehidupan nasional sehingga wawasan nusantara dapat disebut sebagai wawasan nasional dan merupakan landasan ketahanan nasional.
3.Sifat-sifat Ketahanan Nasional
a)        Manunggal artinya antara trigatra dan panca gatra, tidak campur aduk melainkan serasi, seimbang dan harmonis.
b)        Mawas ke dalam artinya untuk mewujudkan hakikat dan sifat nasional.
c)        Kewibawaan artinya menjaga harkat dan martabat bangsa dan negara sebagai daya pencegah dan penangkalan.
d)       Berubah menurut waktu yaitu ketahanan nasional bersifat dinamis atau berubah sesuai dengan fungsi dan waktu.
e)        Tidak membenarkan adanya adu kekuasaan atau adu kekuatan.
f)         Percaya pada diri sendiri (self confidence).
g)        Tidak tergantung pada pihak lain (self relience) yaitu ketahanan nasional dikembangkan atas dasar kemampuan diri sendiri


Sifat-sifat Ketahanan Nasional Indonesia
1.        Mandiri
Ketahanan nasional percaya pada kemampuan dan kekutan sendiri.
2.        Dinamis
Ketahanan nasional tidaklah tetap. Ia dapat meningkat dan menurun, tergantung pada situasi dan kondisi bangsa, negara, serta lingkungan strategisnya.
3.        Wibawa
Makin tinggi tingkat ketahan nasional Indonesia, makin tinggi pula nilai kewibawaan dan tingkat daya tangkal yang dimiliki oleh bangsa dan negara Indonesia.
4.        Konsultasi dan Kerjasama
Konsep Ketahanan Nasional Indonesia tidak mengutamakan sifat konfrontatif dan antagonistis, tidak mengandalkan kekuasaan dan kekuatan fisik semata, tetapi lebih mengutamakan sikap konsultatif, kerjasama, serta saling menghargai dengan mengandalkan kekuatan moral dan kepribadian bangsa.


BAB III
 PENUTUP


A.     Kesimpulan
Jadi, geostrategi Indonesia diwujudkan melalui konsep Ketahanan Nasional yang bertumbuh pada perwujudan kesatuan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan. Dengan mengacu pada kondisi geografi bercirikan maritim, maka diperlukan strategi besar (grand strategy) maritim sejalan dengan doktrin pertahanan defensif aktif dan fakta bahwa bagian terluar wilayah yang harus dipertahankan adalah laut. Implementasi dari strategi maritim adalah mewujudkan kekuatan maritim (maritime power) yang dapat menjamin kedaulatan dan integritas wilayah dari berbagai ancaman.

B.     Saran
Diharapkan kita semua mampu menggunakan segala kemampuan atau sumber daya baik SDM maupun SDA untuk melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan dalam kaitannya dengan kehidupan suatu negara dan pertahanan nasional.



Daftar pustaka
·         Suryohadiprojo,Sayidiman,2001,: Integrasi Bangsa”, Jurnal Ketahanan Nasional, Program Studi Ketahanan Nasional S.Ps-UGM, Yogyakarta.
·         http://karyatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/04/pkn_2.docx